Namun jangan mengira bahawa bahwa
rencana itu adalah rencana yang paling mudah bagi kita. Jangan mengira bahwa
rencana Tuhan itu adalah rencana yang menurut logika dan cara berpikir kita
adalah yang paling masuk akal dan paling jenius menurut standar manusia.
Rencana Tuhan sering menjadi kebodohan bagi mereka yang menganggap dirinya
pandai. Rencana Tuhan kadang-kadang membingungkan, menggelikan, dan bahan
tertawaan banyak orang. Namun rencana Tuhan tetap yang paling baik, karena yang
berkuasa menentukan boleh dan tidaknya sesuatu itu terjadi ada pada Tuhan
sehingga apapun rencana Tuhan pasti akan terlaksana.
Ketika Nuh diminta membuat suatu
bahtera di daerah pedalaman yang jauh dari sungai atau laut, banyak orang
mentertawakannya. Mereka mengatakan orang biasanya membuat kapal seperti itu di
dekat sungai agar sesudah selesai kapal itu dengan mudah dapat dihanyutkan.
Namun apa yang menjadi tertawaan manusia, justeru menjadi kekuatan Tuhan untuk
mempermalukan orang-orang yang merasa diri mereka pandai.
Rencana Tuhan selalu berbeda dari
rencana manusia. Ketika Tuhan meminta Gideon untuk bangkit dan memimpin orang
Israel melawan penjajahan orang Midian dan Amalek (Hakim-Hakim pasal 6-7),
Gideon mengumpulkan sekitar 32 ribu tentara baginya untuk berperang. Rencana
Gideon didasarkan pada kalkulasi manusia bahwa untuk melawan tentara Midian dan
Amalek yang tak terhitung banyaknya seperti pasir di tepi pantai dibutuhkan
jumlah tentara yang sebanding dengan itu.
Namun rencana Tuhan berbeda dari
rencana Gideon. Tuhan memerintahkan Gideon untuk menyuruh sebagian dari tentara
itu pulang terutama mereka yang kurang memiliki keberanian. Hasilnya sebanyak
22 ribu orang meninggalkan Gideon sehingga hanya tersisa 10 ribu orang saja.
Mana mungkin dengan jumlah tentara sekecil itu untuk melawan pasukan musuh yang
seperti pasir di tepi pantai? Namun sekali lagi Tuhan katakan itu masih terlalu
banyak, suruhlah mereka minum, dan pilihlah mereka yang minum dengan membawa
tangannya ke mulutnya.
Apa yang terjadi? Jumlah orang yang
minum seperti itu hanya 300 orang saja. Sebagai manusia kita pasti mengatakan
ini adalah rencana gila, mission impossible. Bagaimana mungkin 300 orang dapat
mengalahkan tentara yang jumlahnya ratusan ribu orang? Namun itulah Tuhan.
Jumlah manusia tidak ada artinya dimata Tuhan. Bahkan jumlah 300 orang itupun
masih terlalu banyak, karena pada kenyataannya mereka tidak melakukan apa-apa,
mereka hanya berfungsi meniup terompet dan bukan berperang. Tuhanlah yang
berperang melawan musuh mereka.
Apa yang kita pelajari dari peristiwa
ini?
Pertama, rencana Tuhan itu meskipun
kelihatan tak masuh akal bagi manusia, tetapi bukan hal yang mustahil bagi
Tuhan. Hanya dibutuhkan ketaatan dan iman dari kita untuk mengikuti rencana
Tuhan. Untuk mengetahui apa rencana Tuhan bagi hidup kita dibutuhkan doa,
kesucian dan kesabaran.
Kedua, rencana Tuhan adalah rencana
yang unik dan terbaik untuk kita. Bila kita membiarkan diri kita dipimpin oleh
Tuhan, maka Tuhan dapat membimbing hidup kita kearah kehidupan yang tak pernah
kita bayangkan sebelumnya.
~Robin, M.C.S~
0 comments:
Post a Comment